Selasa, 07 Februari 2012

Raja Ampat
Pilihan Liburan Tito kali ini adalah Raja Ampat dan Kwatisore-nabire, namun karena kesibukan Tito sebagai ketua Umum BKST-UI, dipilih hanya Raja Ampat saja, tentunya  liburan kali ini tanpa Fay yang masih di Belanda sebagai Exchange Student dan yang sedang berlibur di Paris dengan keluarga host Fam dari Shinta. Awalnya kami hanya berangkat bertiga,tetapi sepupu Tito, Chita yang sedang liburan semester juga, setelah mendengarkan kami akan ke Raja Ampat, ingin ikut serta dan mengajak ibunya dan kakak kami tertua ikut pula, akhirnya kita berenam akan berlibur ke Raja Ampat, hal ini bisa dikatakan rencana yang sangat mendadak.
Seperti biasanya sudah di persiapkan alat snorkeling, wetsuit,sunblock dll...wah ditengah jalan saya teringat sweater saya tertingal untuk kembali mengambil idak mungkin akhirnya mampir dulu di Mall Taman Anggrek..karena pesawat di malam hari terasa dingin luar biasa.  pesawat take off pukul 00.10 dini hari tanggal 27 Januari 2012, transit di Bandara sultan Hasanuddin sebelum ke temapat tujuan Bandara Domine Eduard Osso- Sorong.
Kepulauan Raja Ampat merupakan Rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di Barat bagian kepala burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Empat pulau terbesarnya: Pulau Waigeo, P Misool, Pulau Salawati dan pulau Watanta. Tujuan kami adalah Pulau Waigeo
Pulau Waigeo
Kami tiba di Sorong pukul 08.00 dan beristirahat di hotel Je Meridean, setelah beristirahat kami menuju pelabuhan Sorong ke Waisai dengan kapal Marina Express kecil,karena kapal yang besar tidak ada jadwal. Biasanya jarak di tempuh hanya dua jam tetapi karena cuaca dengan angin kencang dan gelombang tinggi jarak ditempuh dengan dua jam 30 menit, Harga tiket Marina express Rp 150.000/orang
Waiwo Dive Resort
kami memilih menginap dengan suasana menyatu dengan alam, masih terdengar suara burung-burung,berkeliaranya soa-soa ( biawak) dengan listrik yang menyala dari pukul 18.00 hingga pukul 07.00 dan tentunya kamar tanpa AC..Waiwo Dive Resort..kami telah di jemput mbak Tika dari Waiwo Dive Resort di pelabuhan Waisai... wah ternyata kita harus berjuang kembali, karena kami di jemput dengan speedboat . dari pelabuhan Waisai ke Waiwo ditempuh 15 menit...ombak masih terasa ..nampak panorama khas Papua  dengan Pantai pasir putihnya. Sesampainya di dermaga Waiwo hilang semua penat lelah dan rasa mabok laut...sungguh indah sekali dan disambut dengan minuman dan pisang goreng yang lezat.  Ternyata selain suara burung-burung kita menikmati desiran ombak dan di dermaga dapat berbagi crakers dengan ikan ikan di tepi laut yang aneka warna warni dan lucu lucu, atau menyusuri pantai pasir putih dengan melihat jejak ayam hutan, melihat sunrise atau sunset..
Dermaga Waiwo
Pulau Mansuar
Sabtu,28 Januari 2012,pukul 08.00 pagi kami sudah siap di dermaga sesuai kesepakatan tetapi akhirnya kami berangkat telat 30 menit. Saya melihat ombak nampak tinggi,tidak pernah melihat ombak di papua seperti ketika saya ke Kwatisore atau ke Rumberporn mungkin memang musimnya yang berbeda...dimana air yang sangat tenang..Perjalanan memakan waktu hampir 30 menit lebih, dan di jalan ombak sempat membuat stress .  Mansuar adalah pantai dengan pasir putih yang lembut sekali, halus dan bersih, kami asyik bersnorkeling.saat itu arus agak kencang luar biasa.  Home stay masyrakat di Mansuar sangat unik dengan atap terbuat dari rumbia. Kami berkeliling sekitar pulau Mansuar dengan speedboat dengan melihat terumbu karang dan bukit yang berbatu karang. tempat ini begitu indahnya.  Kembali ke Waiwo  ombak masih tinggi bahkan hampir mencapai tiga  meter dan tepat didepan saya, speedboat sempat terhempas dan sedikit oleng  hal ini membuat kami trauma ..Alhamdulillah sampai dengan selamat di Waiwo.
Pantai di Pulau Mansuar
home stay masyarakat
Pantai WTC
Pukul 15.00 kami sudah di tunggu Pak Edwin yang akan membawa keliling kota Waisai dan ke Pantai WTC.  Saya tidak tahu persis apa singakatan dari WTC, Waisai Trade CEnter atau Waisai TerCinta.  WTC berada  tepat di kota Waisai, dan tidak jauh dari pusat pemerintahan. tempat ini ketika sore ramai dikunjungi warga, banyak tempat untuk bersantai seperti gazebo-gazebo, taman dengan pohon kelapa yang menjulang tinggi, dan nampak sederetan toko tetapi yang buka hanya toko souvenir dan toko minuman, kami melihat lihat souvenir yang dijual. "Setiap bulan Mei, di pantai WTC diadakan festival Raja Ampat sehingga banyak Pengunjung",ujar penjaga toko souvenir. ..Hmm saya pikir alangkah indahnya apabila difungsikan lebih baik seperti meningkatkan kegiatan masyarakat disini atau kegiatan Kreatifitas pelajar-pelajar atau pemuda di Waisai.
Taman di WTC
Gazebo di WTC
Air Terjun tanpa nama di Warsambin

Minggu, 29 Januari 2012, kami akan pindah penginapan ke Arcopora yang dikelola oleh pemerintah daerah, lokasinya dekat pantai WTC, setelah selesai packing ,Pak Yoas yang akan mengantar barang kami ke Arcopora, sementara pagi hari ini kami akan diantar ke Air terjun dan teluk Mayalibit oleh pak Edwin. Ada dua lokasi air terjun.  Perjalanan menuju dari Waiwo walau belum di hotmix cukup lumayan, dan bagi saya perjalanan ini tidak membosankan, dengan panorama yang indah hutan, terkadang melintas soa - soa ( biawak) atau tempat habitat buaya, hutan mangrove. perumahan 300an artinya perumahan tahap tiga sebanyak 100 buah rumah, perumahan ini diberikan gratis diperuntukkan bagi masyarakat waisai yang tinggal di pantai-pantai dimukimkan kembali. Juga berdiri mesjid dan gereja yang tidak jauh, jalanan tampak sepi hanya sekali saja kami berpapasan dengan kendaraan beroda empat.  Akhirnya setelah satu jam perjalanan sampailah kami di jalan menuju air terjun, setelah bertanya dengan pengrajin batu bata asal Malang Jawa Timur., kami melintasi hutan kira-kira 300 m dari jalan raya. Melewati rintangan dengan tanah yang lumayan licin, batang-batang pohon berserakan sepertinya ini jarang dijamah oleh pengunjung. kami juga harus mellewati sungai kecil dengan air yang jernih, dan naik ke bebatuan yang besar besar serta berlumut...ekstra hati-hati..sampailah di Air terjun yang cukup tinggi dan lebar...Puas dengan air terjun yang pertama kami menuju air terjun kedua dengan sekitar 500m dan letaknya sedikit dipinggir jalan hanya masuk 50m..wah ini lebih tinggi lagi dan suara air yang jatuh sudah terdengar dari pinggir jalan raya Warsambin.
Teluk Mayalibit-Warsambin
teluk Mayalibit
Setelah puas berfoto-foto dan melihat air terjun kami meneruskan perjalanan ke Teluk Mayalibit. Teluk Mayalibit adalah sebuah distrik di kabupaten Raja Ampat,di pulau Waigeo Papua Barat. Cerita penduduk setempat namanya diambil dari suku yang mendiami; suku Maya, teluk itu mempunyai mulut yang sempit serta diapit oleh bukit-bukit sehingga lebih menyerupai danau  besar dengan air yang tenang, serta jernih sehingga kita bisa melihat terumbu karang aneka jenis ikan, cumi-cumi dan biota laut lainnya. juga dengan latar belakang gunung.dan merupakan danau yang tertutup. Pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Biasanya ketika bulan mati air pasang sehingga ikan-ikan masuk ke pemukiman penduduk yang memang ditepi laut, dan penduduk tinggal menyeroki ikan-ikan tersebut.
perkampungan Teluk Mayalibit
kampung Teluk Mayalibit
Dari perkampungan Mayalibit sedang dibuat jalan menuju perkampungan muslim, Lobintan, jalan menanjak ke atas.
Teluk Kabui-Raja Ampat
Teluk Kabui

Like Dinosaurus
Teluk Kabui
Teluk Kabui Raja Ampat terdiri atas gugusan pulau-pulau karang kecil disertai air tenang dan jernih. teluk ini sangat besar.  Awalnya saya ragu untuk ikut ke teluk Kabui mengingat peristiwa kemarin dengan hempasan ombak yang sangat berarti ketika perjalanan ke dan dari P. Mansuar, tetapi karena penasaran akhirnya setelah sholat dzuhur dan sholat hajat saya memutuskan untuk ikut saya pikir menghilangkan rasa trauma, karena pak Yoas berkata kalau air tenang sehingga kita aman untuk menuju ke teluk Kabui..Insya Allah. alhamdulillah ternyata memang benar kami sangat menikmati perjalanan ini dengan speedboat bermesin tiga..Setelah 20 menit perjalanan sampailah kami di teluk Kabui ..sungguh indah ..pulau-pulau karang yang terjal tersembunyi di balik hijaunya pepohonan, kamipun dibawa menyusuri celah demi celah....terkadang ada yang berbentuk menyerupai kapal, menyerupai dinosaurus....sampailah kami di mulut gua di dinding karang. (seperti Karang bolong di Anyer )..gua ini sangat rendah sehingga kita harus berhati-hati karena dengan  karang yang tajam juga langit-langitnya. kami melanjutkan menyusuri dan berhenti disuatu pantai untuk snorkeling.. sangat luar biasa terumbu karang yang indah aneka jenis biota warna warni. Rasanya berat untuk meninggalkan teluk Kabui karena memang begitu indah ciptaan Allah SWT, semoga saya dapat kembali menikmatinya. Kita kembali ke Waisai menjelang senja, alhamdulillah dalam perjalanan akhirnya saya dapat mengambil gambar sunset di Raja Ampat, agak sulit memang mengambil gambar diatas speedboat yang berjalan cukup kencang, karena selama di Raja Ampat, saya tidak dapat ambil saat sunrise dan sunset karena selalu tertutup awan.
sunset di Kabui
Sorong
Senin,30 Januari 2012, kita kembali ke Sorong dengan menggunakan Kapal Getsmani, kapal besar dan kita bisa dapat kamar ber AC sehingga bisa dapat beristirahat, tetapi kami menikmati perjalanan ini dengan melihat ikan terbang, penyu, dll' perjalanan di tempuh sekitar tiga jam kurang. kami sudah di jemput oleh pak Sigit yang setia menemani kami selama di Sorong.


Snorkeling di Teluk Kabui



Jumat, 20 Januari 2012

 You are the light of my life



Empat bulan 12 hari sudah  tidak kita lalui  bersama,karena untuk mencapai cita-citamu sebagai Exchange Student, tidak nonton bersama, tidak jalan jalan bersama, tidak duet didalam mobil setiap pagi,masih teringat ketika mendiskusikan apa saja yang bisa  diskusikan, seperti film teranyar, lagu ter hits, teman-temanmu dan guru-gurumu, kadang dengan sabar menemani ibu belanja bahan di mayestik. Ibu selalu tersenyum mendengar celotehanmu ketika pulang sekolah. Kamu tersenyum lebar,ketika ibu ikut larut dan penasaran dengan film Korea kesukaanmu.


Kini kita saling bercerita melalui bb,fb twitt, no matter where you are, you are always close to my heart.  Senang mendengar  mendapatkan keluarga mam Erika,pap Alberto dan sist Sarah, keluarga yang sangat baik dan menyayangi, demikian juga dengan hostfam sementara kelg Stoit dan 4 anaknya.yang sangat menghargai keyakinan kita. Ibu tersenyum juga ketika kamu katakan akhirnya merasakan punya Opa, kedua opa dan oma yang selalu sayang. Sehingga ibu tidak terlalu khawatir, ibu hanya merasakan kebahagianmu dan yakin kamu bisa membawa diri, dan ibu hanya bisa berdoa di setiap sholat ibu.

Tiga hari sebelum ulang tahunmu, kamu bilang "ibu 17 tahun nihh".  " yah memangnya kenapa 17 tahun, kamu bilang punya KTP,SIM...sabar ya masih nunggu kamu pulang ke Indonesia dulu, bahkan dengan usilnya kamu bilang " bagaimana dengan Clubbing", ..oh kamu selalu membuat ibu terhenyak, meskipun ibu tau kamu pasti becanda dan kita bisa menertawakan hal yang tak  mungkin kamu lakukan itu. Akhirnya kita diskusi buat acara ultahmu di Groningen, dengan menu tentunya camilan Indonesia....semoga sukses ya masakannya ...


20 Januari 2012, di hari yang bahagia ini genap usiamu 17 tahun, at this time I wish you wouldn't have grown up so fast..... tetapi ibu menyadari bahwa itu tidak mungkin.... Kami tidak ada disampingmu saat hari bahagiamu, tetapi kamu pasti merasakan kebahagian di Netherland bersama kelg HostFam, AFSers Ned, dan teman-teman sekolah yang menyayangi dan peduli dengan kamu.


Semoga tetap menjadi anak yang menyenangkan serta membanggakan, jadilah diri sendiri, tetap berprestasi,selalu membuat orang tersenyum, mengerjakan Amalan Unggulan secara dawam, tetap menjadi anak yang sholeha. Serta apa yang kamu cita-citakan tercapai.  Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.






You are given me many reason to smile
ever since you came into this world
you care,love and bring joy..


HAPPY MILAD  FAYA....







Minggu, 08 Januari 2012

Journey to Manokwari


Landing di Rendani pukul 9.15 WIT, kami di jemput oleh Ayah. Inilah pertama kali saya membawa kedua anakku ke tempat tugas ayah nya, begitu antusiasnya mereka ke tempat yang belum pernah mereka kunjungi.  Bayangan mereka Papua yang mempunyai hutan lebat, penduduk yang memakai koteka....ups ternyata tidak berkoteka ,mungkin di pedalaman ada yang menggunakannya.

Si sulung Tito yang dari Sorong sudah merasa kelaparan sejak dari Sorong ( transit di bandara Dominie Eduard Osso, penumpang tidak turun), hanya mengelus-elus perutnya, dan ayah dapat membaca isyarat itu, langsung membawa kami ke rumah makan Makassar,  "Coto Makassar",ini kali pertama anak-anak memakan masakan ini ....hemmm lezaaaatt

Tiba di rumah dinas ayah, si bungsu Fay ingin seperti ibu dan ayah yang pertama kali datang dan masuk rumah diadakan upacara adat yaitu" Injak Piring "yang diadakan oleh Kantor.
Akhirnya Masrur si penjaga rumah mengambil piring khas Papua dan meletakkannya di teras depan rumah.

"Hayo mamas, sebagai kakak tertua kamu dulu yang injak "
"Ok sekarang giliran aku", kata Fay sambil bergaya ..

Malam hari Ayah mengajak makan, makanan khas Papua di Restoran Mansinam Beach - jl Pasir putih Manokwari, yaitu Papeda dengan sup ikan kuah, ternyata anak-anakku menyukainya, apalagi sejak usia dini memang hanya ikan laut yang mereka makan.
Papeda dan Sup Ikan kuah


Pulau Mansinam

Hari kedua di Manokwari, anak-anak kecewa, karena ayah harus ke jakarta menghadiri rapat yang tidak boleh diwakili.  Akhirnya saya mengajak anak-anak  ke Pulau Mansinam dengan menggunakan speed boat.
pantai Pulau Mansinam

Pulau Mansinam terletak di teluk Doreh,sebelah selatan kota Manokwari, pulau ini bertetangga dengan Pulau Lemon.  Laut yang sangat jernih dan tampak biru.memiliki pasir putih.
Tiba di Pulau Mansinam nampak gerbang tempat pertama kalinya Geisisier dan Ottow dari Berlin - Netherland mendarat untuk menyebarkan agama nasrani, pertama kali injil.. sehingga manokwari disebut juga sebagai kota injil. Di pulau ini banyak peninggalan bersejarah adanya sumur tua, situs gereja.

Di depan gerbang inilah, adanya bangkai kapal yang karam konon kapal ketika Perang Dunia, banyak penyelam untuk melihat kapal yang karam itu...


Satuan Pemukiman - Prafi

Hari ketiga, kami akan ke satuan pemukiman distrik Prafi (SP-Prafi), diantar oleh pak Irawan.dan akan berkunjung ke rumah teman bude, yang putra-putranya seangkatan ketika di Akademi Angkatan Laut (AAL), mama Gunawan.

Jalan menuju SP-Prafi sangat mulus,  ketika sampai di pertigaan Warmare, kami ambil jalan lurus  yang kekiri arah ke Ransiki.  Tentunya dalam mengendarai disini harus hati-hati karena terkadang lewat segerombolan babi atau ternak lainnya.Di sepanjang jalan ini nampak kebun sawit yang dikelola oleh PTPN.

Nampak pula sawah dengan padi yang sedang menguning, berbagai macam pohon buah-buahan, seperti layaknya di pulau Jawa. Juga rumah-rumah yang teratur rapi seperti di kompleks perumahan, dan setiap rumah terlihat pohon buah-buahan antara lain belimbing, rambutan, jambu air, durian. bahkan pohon salak.

Tibalah kami di SP IV, tempat kediaman mama Gunawan yang telah menyiapkan teh hangat,bakpia khas Yogya dengan ukuran yang besar-besar karena disesuaikan dengan di papua dimana kue-kue di Papua selalu dengan ukuran jumbo, bahkan seperti sayuran,pisang,sukun juga berukuran jumbo dan rasanya sangat enak....

Setelah makan siang dengan opor ayam kampung hasil peliharaan mama Gunawan, tahu dan tempe bacem, sementara mama Gunawan berkangen-kangenan dengan Bude, aku dan anak-anak asyik keliling kebun halaman mama gunawan yang luas, berbagai macam tanaman buah yang siap panen, belimbing yang besar-besar, rambutan yang manis, sayang kali ini Durian tidak ada yang runtuh. Ketika kami berpamitan, papa Gunawan membawakan kami rambutan hasil kebunnya , tidak tanggung-tanggung karung ukuran besar ...rejeki memang tidak kemana.

Kami singgah di SP I-Prafi, tempat yang kita tuju adalah Restoran Ayam Goreng "Sabar Menanti", ini yang paling terkenal dan sangat enak sekali rasa ayam goreng kampung nya, tetapi pembelian untuk dibawa pulang sangat terbatas, Alhamdulillah atas kebaikan pak Irawan setelah bincang-bincang dengan ibu pemilik restoran ayam goreng ini, kami dapat membawa pulang dengan jumlah sesuai yang diinginkan.  Rupanya ini adalah langganan ayah dan pak Irawan ...

Dalam perjalanan kembali ke Manokwari, kami singgah ke Danau Kabori. Danau ini dijadikan sebagai tujuan wisata, dengan aktifitas berenang, memancing dan berperahu.  Kami bertemu  dan berkenalan dengan gadis -gadis kecil Papua yang berusia 9 dan 7 tahun, Yeni dan Yuli asyik berenang di danau tersebut sedang bapaknya asyik memancing.  mereka sibuk menceritakan apa saja kegiatan di Danau Kabori.
Danau Kabori

Pantai Pasir Putih Manokwari


pantai pasir putih
Perjalanan dari Prafi dilanjutkan ke Pantai Pasir putih pantai ini masih mempesona , hanya saja masih ada beberapa pengunjung yang membuang sampah sembarangan.  Laut yang sangat biru .Tito dan Fay langsung snorkeling, kebetulan karyawan karyawati di kantor sedang berlatih diving, sehingga saya tidak khawatir ada yang mendampingi anak-anakku, karena ombak nampak cukup lumayan tinggi, tetapi anak-anak kecil tidak takut bermain dipantai, mereka sangat menikmati sekali. Sepertinya mereka sudah terbiasa.

Cerianya anak-anak bermain di pantai pasir putih


Pulau Nusrowi

Hari keempat, tujuan kami adalah pulau Nusrowi. Kami akan ke arah Ransiki, dimana  ketika sampai pertigaan Warmare kita belok kiri arah Oransbari.Jalan di Ransiki ini  sepanjang jalan kiri dan kanan ditanami pohon coklat. Lagi-lagi kita harus berhati hati karena banyak hewan ternak yang tiduran di jalan seperti sapi, atau anjing peliharaan masyarakat setempat. Karena kami berangkat dini hari sehingga kita harus berhati hati, terkadang jalan rusak dan bahkan sulit dilalui dan lebih mirip sungai yang berbatu, alhasil kita harus off road. atau jalan yang melingkar berkelok-kelok, tetapi perjalanan ini tetap mengasyikkan karena pemandangan yang sangat mengesankan.


Gunung Botak
Tiba di pelabuhan Ransiki,kami akan melanjutkan ke Pulau Nusrowi dengan menggunakan long boat perjalanan akan di tempuh selama kurang lebih 1 jam lebih, panorama yang sangat indadh sekali lautan biru dan nampak Gunung Botak yang sangat mempesona, tentunya ini perjalanan saya dan anak-anak yang pertama kali, walau terkena panas matahari yang menyengat,kami tetap semangat. 


Pulau Nusrowi
Pulau Nusrowi, pulau kecil dengan dikelilingi perairan yang dangkal, pantai pasir putih.  penuh dengan terumbu karang serta berbagai jenis ikan hias,ikan kerapu dan bahkan lobster.  Kita dapat memancing, snorkeling.  Ya..kali ini saya ikut snorkeling bersama anak-anak dan suami..sungguh luar biasa keindahan dalam laut ini, apalagi makan siang dengan hasil pancingan yang dimasak oleh chef kita ibu Karomah, terima kasih ibu telah setia menemani dan masak untuk kami.
Lobster dan ikan siap dimasak ibu Karomah


Setelah puas bermain di pulau Nusrowi, kami singgah ke pulau Rumberpon, pulau ini memiliki pantai pasir panjang dan pasir kuarsa, sekitar pulau ini air laut yang jernih sekali dan terumbu karang serta ikan hias yang indah, dapat dilihat dari long boat, sayangnya kami hanya singgah di kantor perwakilan, karena waktu  sudah menjelang sore.



Kembali ke Ransiki, masih menggunakan longboat, dan kami sempat memancing dilaut ..dan bahkan bertemu sekelompok lumba-lumba..wah sangat luar biasa.. panorama disore hari sangat mempesona...



Lumba-Lumba
Gunung Botak