Journey to Manokwari
Landing di Rendani pukul 9.15 WIT, kami di jemput oleh Ayah. Inilah pertama kali saya membawa kedua anakku ke tempat tugas ayah nya, begitu antusiasnya mereka ke tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Bayangan mereka Papua yang mempunyai hutan lebat, penduduk yang memakai koteka....ups ternyata tidak berkoteka ,mungkin di pedalaman ada yang menggunakannya.
Si sulung Tito yang dari Sorong sudah merasa kelaparan sejak dari Sorong ( transit di bandara Dominie Eduard Osso, penumpang tidak turun), hanya mengelus-elus perutnya, dan ayah dapat membaca isyarat itu, langsung membawa kami ke rumah makan Makassar, "Coto Makassar",ini kali pertama anak-anak memakan masakan ini ....hemmm lezaaaatt
Tiba di rumah dinas ayah, si bungsu Fay ingin seperti ibu dan ayah yang pertama kali datang dan masuk rumah diadakan upacara adat yaitu" Injak Piring "yang diadakan oleh Kantor.
Akhirnya Masrur si penjaga rumah mengambil piring khas Papua dan meletakkannya di teras depan rumah.
"Hayo mamas, sebagai kakak tertua kamu dulu yang injak "
"Ok sekarang giliran aku", kata Fay sambil bergaya ..
Malam hari Ayah mengajak makan, makanan khas Papua di Restoran Mansinam Beach - jl Pasir putih Manokwari, yaitu Papeda dengan sup ikan kuah, ternyata anak-anakku menyukainya, apalagi sejak usia dini memang hanya ikan laut yang mereka makan.
|
Papeda dan Sup Ikan kuah |
Pulau Mansinam
Hari kedua di Manokwari, anak-anak kecewa, karena ayah harus ke jakarta menghadiri rapat yang tidak boleh diwakili. Akhirnya saya mengajak anak-anak ke Pulau Mansinam dengan menggunakan speed boat.
|
pantai Pulau Mansinam |
Pulau Mansinam terletak di teluk Doreh,sebelah selatan kota Manokwari, pulau ini bertetangga dengan Pulau Lemon. Laut yang sangat jernih dan tampak biru.memiliki pasir putih.
Tiba di Pulau Mansinam nampak gerbang tempat pertama kalinya Geisisier dan Ottow dari Berlin - Netherland mendarat untuk menyebarkan agama nasrani, pertama kali injil.. sehingga manokwari disebut juga sebagai kota injil. Di pulau ini banyak peninggalan bersejarah adanya sumur tua, situs gereja.
Di depan gerbang inilah, adanya bangkai kapal yang karam konon kapal ketika Perang Dunia, banyak penyelam untuk melihat kapal yang karam itu...
Satuan Pemukiman - Prafi
Hari ketiga, kami akan ke satuan pemukiman distrik Prafi (SP-Prafi), diantar oleh pak Irawan.dan akan berkunjung ke rumah teman bude, yang putra-putranya seangkatan ketika di Akademi Angkatan Laut (AAL), mama Gunawan.
Jalan menuju SP-Prafi sangat mulus, ketika sampai di pertigaan Warmare, kami ambil jalan lurus yang kekiri arah ke Ransiki. Tentunya dalam mengendarai disini harus hati-hati karena terkadang lewat segerombolan babi atau ternak lainnya.Di sepanjang jalan ini nampak kebun sawit yang dikelola oleh PTPN.
Nampak pula sawah dengan padi yang sedang menguning, berbagai macam pohon buah-buahan, seperti layaknya di pulau Jawa. Juga rumah-rumah yang teratur rapi seperti di kompleks perumahan, dan setiap rumah terlihat pohon buah-buahan antara lain belimbing, rambutan, jambu air, durian. bahkan pohon salak.
Tibalah kami di SP IV, tempat kediaman mama Gunawan yang telah menyiapkan teh hangat,bakpia khas Yogya dengan ukuran yang besar-besar karena disesuaikan dengan di papua dimana kue-kue di Papua selalu dengan ukuran jumbo, bahkan seperti sayuran,pisang,sukun juga berukuran jumbo dan rasanya sangat enak....
Setelah makan siang dengan opor ayam kampung hasil peliharaan mama Gunawan, tahu dan tempe bacem, sementara mama Gunawan berkangen-kangenan dengan Bude, aku dan anak-anak asyik keliling kebun halaman mama gunawan yang luas, berbagai macam tanaman buah yang siap panen, belimbing yang besar-besar, rambutan yang manis, sayang kali ini Durian tidak ada yang runtuh. Ketika kami berpamitan, papa Gunawan membawakan kami rambutan hasil kebunnya , tidak tanggung-tanggung karung ukuran besar ...rejeki memang tidak kemana.
Kami singgah di SP I-Prafi, tempat yang kita tuju adalah Restoran Ayam Goreng "Sabar Menanti", ini yang paling terkenal dan sangat enak sekali rasa ayam goreng kampung nya, tetapi pembelian untuk dibawa pulang sangat terbatas, Alhamdulillah atas kebaikan pak Irawan setelah bincang-bincang dengan ibu pemilik restoran ayam goreng ini, kami dapat membawa pulang dengan jumlah sesuai yang diinginkan. Rupanya ini adalah langganan ayah dan pak Irawan ...
Dalam perjalanan kembali ke Manokwari, kami singgah ke Danau Kabori. Danau ini dijadikan sebagai tujuan wisata, dengan aktifitas berenang, memancing dan berperahu. Kami bertemu dan berkenalan dengan gadis -gadis kecil Papua yang berusia 9 dan 7 tahun, Yeni dan Yuli asyik berenang di danau tersebut sedang bapaknya asyik memancing. mereka sibuk menceritakan apa saja kegiatan di Danau Kabori.
|
Danau Kabori |
Pantai Pasir Putih Manokwari
|
pantai pasir putih |
Perjalanan dari Prafi dilanjutkan ke Pantai Pasir putih pantai ini masih mempesona , hanya saja masih ada beberapa pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Laut yang sangat biru .Tito dan Fay langsung snorkeling, kebetulan karyawan karyawati di kantor sedang berlatih diving, sehingga saya tidak khawatir ada yang mendampingi anak-anakku, karena ombak nampak cukup lumayan tinggi, tetapi anak-anak kecil tidak takut bermain dipantai, mereka sangat menikmati sekali. Sepertinya mereka sudah terbiasa.
|
Cerianya anak-anak bermain di pantai pasir putih |
Pulau Nusrowi
Hari keempat, tujuan kami adalah pulau Nusrowi. Kami akan ke arah Ransiki, dimana ketika sampai pertigaan Warmare kita belok kiri arah Oransbari.Jalan di Ransiki ini sepanjang jalan kiri dan kanan ditanami pohon coklat. Lagi-lagi kita harus berhati hati karena banyak hewan ternak yang tiduran di jalan seperti sapi, atau anjing peliharaan masyarakat setempat. Karena kami berangkat dini hari sehingga kita harus berhati hati, terkadang jalan rusak dan bahkan sulit dilalui dan lebih mirip sungai yang berbatu, alhasil kita harus off road. atau jalan yang melingkar berkelok-kelok, tetapi perjalanan ini tetap mengasyikkan karena pemandangan yang sangat mengesankan.
|
Gunung Botak |
Tiba di pelabuhan Ransiki,kami akan melanjutkan ke Pulau Nusrowi dengan menggunakan long boat perjalanan akan di tempuh selama kurang lebih 1 jam lebih, panorama yang sangat indadh sekali lautan biru dan nampak Gunung Botak yang sangat mempesona, tentunya ini perjalanan saya dan anak-anak yang pertama kali, walau terkena panas matahari yang menyengat,kami tetap semangat.
|
Pulau Nusrowi |
Pulau Nusrowi, pulau kecil dengan dikelilingi perairan yang dangkal, pantai pasir putih. penuh dengan terumbu karang serta berbagai jenis ikan hias,ikan kerapu dan bahkan lobster. Kita dapat memancing, snorkeling. Ya..kali ini saya ikut snorkeling bersama anak-anak dan suami..sungguh luar biasa keindahan dalam laut ini, apalagi makan siang dengan hasil pancingan yang dimasak oleh chef kita ibu Karomah, terima kasih ibu telah setia menemani dan masak untuk kami.
|
Lobster dan ikan siap dimasak ibu Karomah |
Setelah puas bermain di pulau Nusrowi, kami singgah ke pulau Rumberpon, pulau ini memiliki pantai pasir panjang dan pasir kuarsa, sekitar pulau ini air laut yang jernih sekali dan terumbu karang serta ikan hias yang indah, dapat dilihat dari long boat, sayangnya kami hanya singgah di kantor perwakilan, karena waktu sudah menjelang sore.
Kembali ke Ransiki, masih menggunakan longboat, dan kami sempat memancing dilaut ..dan bahkan bertemu sekelompok lumba-lumba..wah sangat luar biasa.. panorama disore hari sangat mempesona...
|
Lumba-Lumba |
|
Gunung Botak |